Tanggal Rilis | : | 4 September 2017 |
Ukuran File | : | 0.28 MB |
Abstraksi
Nilai
Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Agustus 2017 sebesar 106,07;
meningkat 1,58 persen dibandingkan NTP Juli 2017 yang sebesar 104,42.
Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman
Pangan (NTP-P) 98,73; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 103,10; Subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 113,50; Subsektor Peternakan (NTP-T)
104,62; dan Subsektor Perikanan (NTN) 104,49. NTP Subsektor Perikanan
terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang
memiliki NTP masing-masing sebesar 110,07 dan 94,74.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi
perdesaan di Sulawesi Barat pada Agustus 2017 sebesar 0,24 persen, yang
secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran
bahan makanan sebesar 0,59 persen. Sementara itu, indeks harga empat
kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan yaitu indeks harga
kelompok pengeluaran perumahan meningkat sebesar 0,04 persen, indeks
harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,05 persen, indeks harga
kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08
persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan
komunikasi sebesar 0,33 persen. Indeks harga kelompok pengeluaran
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dan indeks harga kelompok
pengeluaran kesehatan cenderung tidak mengalami perubahan.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 17 provinsi di Indonesia,
tertinggi di Aceh sebesar 1,32 persen dan terendah di Kalimantan Tengah
sebesar 0,02 persen. Sementara itu, 16 provinsi lainnya mengalami
deflasi perdesaan, tertinggi di Gorontalo sebesar 0,76 persen dan
terendah di Papua Barat sebesar 0,05 persen. Sulawesi Barat menempati
urutan ke-12 dari 16 provinsi yang mengalami deflasi perdesaan.
Untuk skala nasional, NTP bulan Agustus 2017 sebesar 101,60; meningkat
sebesar 0,94 persen dibandingkan bulan Juli 2017, dan mengalami deflasi
perdesaan sebesar 0,12 persen.