Tanggal Rilis | : | 27 November 2015 |
Ukuran File | : | 0.3 MB |
Abstraksi
Pada
bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Barat sebanyak
647,7 ribu orang. Angka tersebut meningkat sekitar 39,3 ribu orang atau
naik sebesar 6,45 persen dibanding bulan Agustus 2014. Selama setahun
(Februari 2014 – Februari 2015) jumlah angkatan kerja mengalami
peningkatan sebesar 7,82 persen.
Pada bulan Februari 2015,
penduduk yang bekerja sebanyak 636,0 ribu orang atau meningkat sebesar
40,2 ribu orang (6,75 persen) selama satu semester terakhir. Pertambahan
penduduk yang bekerja selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015)
sebesar 44,9 ribu orang (7,59 persen).
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) bulan Februari 2015 mencapai angka sebesar 1,81 persen,
artinya dari sekitar 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, 2 orang
diantaranya adalah pengangguran. Angka ini naik dibandingkan dengan TPT
bulan Februari 2014 sebesar 1,60 persen, akan tetapi mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 (2,08 persen).
Pekerja
tidak penuh di Sulawesi Barat mencapai angka 338,6 ribu orang atau
sekitar 53,24 persen, sedangkan sisanya sebanyak 297,4 ribu orang (46,76
persen) merupakan pekerja penuh.
Penyerap terbesar tenaga kerja
di Sulawesi Barat adalah sektor usaha pertanian. Pada bulan Februari
2015, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebesar 56,18 persen
dari jumlah penduduk yang bekerja atau sebanyak 357,3 ribu orang.
Pada
bulan Februari 2015, persentase pekerja informal di Sulawesi Barat
mencapai angka 75,58 persen dari total pekerja yang ada atau sebanyak
480,7 ribu orang. Sementara itu sisanya sebanyak 155,3 ribu orang
(sekitar 24,42 persen) merupakan pekerja formal. Jika dibandingkan
dengan keadaan bulan Februari 2014, terjadi peningkatan pekerja informal
di Sulawesi Barat sebanyak 69,3 ribu atau naik sebesar 16,58 persen.
Pekerja
berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) masih mendominasi di Sulawesi
Barat. Besaran tersebut mencapai angka 480,2 ribu atau sekitar 75,50
persen. Sementara itu pekerja yang berpendidikan menengah (SMA dan SMK)
sebanyak 102,1 ribu atau 16,05 persen dan yang memiliki pendidikan
tinggi (Diploma dan PT) sebanyak 53,8 ribu orang atau 8,45 persen.