Persentase
penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen poin dari
12,05 persen pada September 2014 menjadi 12,40 persen pada Maret 2015.
Penduduk
miskin Sulawesi Barat pada Maret 2015 sebanyak 160,48 ribu jiwa atau
bertambah 5,79 ribu jiwa dibandingkan dengan penduduk miskin pada
September 2014.
Selama
satu semester (September 2014 - Maret 2015), persentase penduduk miskin
di daerah perkotaan mengalami peningkatan sebesar 0,52 persen poin,
namun secara absolut jumlah penduduk miskin perkotaan mengalami
penurunan sebesar 2,48 ribu jiwa. Sementara itu, di daerah perdesaan
jumlah dan persentase penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar 8,26
ribu jiwa (0,20 persen poin).
Garis
Kemiskinan (GK) Sulawesi Barat sebesar Rp. 261.881,- per kapita per
bulan atau meningkat 6,23 persen bila dibandingkan September 2014.
Kontribusi Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret
2015 sebesar 79,73 persen.
Terdapat
5 komoditi makanan di bulan Maret 2015 yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun
perdesaan yaitu beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang, gula
pasir dan bandeng. Untuk komoditi bukan makanan yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan
maupun perdesaan yaitu biaya perumahan.
Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) Sulawesi Barat sebesar 1,93 atau menurun 0,01
poin bila dibandingkan September 2014, sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) Sulawesi Barat sebesar 0,46 atau menurun 0,06 poin bila
dibandingkan September 2014. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis
Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin itu
sendiri semakin mendekati (cenderung homogen).