Tanggal Rilis | : | 25 November 2015 |
Ukuran File | : | 0.62 MB |
Abstraksi
Nilai
Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat April 2015 sebesar 102,87 turun -0,07
persen dibandingkan NTP Maret 2015 yang sebesar 102,94. Selain itu, NTP
menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
97,00; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 100,49; Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat (NTP-R) 109,25; Subsektor Peternakan (NTP-T) 101,38;
dan Subsektor Perikanan (NTN) 99,78. NTP Subsektor Perikanan terbentuk
dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP
masing-masing sebesar 99,54 dan 100,21.
Hasil pemantauan harga
konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi
Barat pada April 2015 sebesar -0,14 persen, yang secara umum dipicu oleh
turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar -1,06
persen. Sementara itu indeks harga enam kelompok pengeluaran lainnya
mengalami peningkatan, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,22 persen, indeks
harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,11 persen, indeks harga
kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,74 persen, indeks harga kelompok
pengeluaran kesehatan sebesar 0,28 persen, indeks harga kelompok
pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,34 persen dan
kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 1,84 persen.
Inflasi
di daerah perdesaan terjadi di 22 provinsi di Indonesia, tertinggi di
Sumatera Barat 0,98 persen dan terendah di Lampung 0,02 persen.
Sementara itu sebelas provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di
Sulawesi Utara -0,59 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur -0,01
persen. Sulawesi Barat menempati urutan kelima dari sebelas provinsi
yang mengalami deflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan April
2015 sebesar 100,14, turun sebesar -1,37 persen dibandingkan bulan Maret
2015, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,21 persen.